Oleh :
Dr. Aminudin, SE. MM, . M. Pd
Satu waktu saya mengikuti training AMT ( Achievment Motivasion Training ) pada medio 1995. Peserta dari berbagai kalangan, ada pendidik, ABRI, pengusaha, seniman, budayawan, bankir, cendekiawan, ulama dan lain sebagainya.
Di session perkenalan , ada peserta yang secara fisik saya menilai orang tersebut galak dan menyeramkan.Kumisnya tebal, matanya merah, tatoan, ditanganya terlilit gelang rantai emas dan akar bahar...pokoknya menyeramkan.Dalam benak saya ini sepertinya orang jahat...
Baca juga:
CINTA HIDUP DAN MATI
|
Dihari ke-7 dimulailah beberapa games, diantaranya lempar gelang untuk di masukan ke tiang yg sudah disediakan. Satu peserta dijatah 5 gelang rotan.Dengan jarak lemparan ditentukan sendiri oleh kita sebagai pelempar. Maka dimulailah lemparan demi lemparan gelang itu sampai masuk ke tiang tadi.
Ada yg mengambil jarak 10m, 7m , 5m hingga 1m.saya sendiri ambil jaraknya sekitar 5m.Dan yang tdk saya duga, peserta yang menyeramkan tadi mengambil jaraknya cuman 1m. Tentu saja saya kaget....
Saya hanya berhasil masuk ke tiang satu lemparan dengan jarak 5m. Semakin jauh jarak lemparan maka kemungkinan gagal dari.lemparan itu semakin besar.Banyak peserta yg gagal total karena sok²an ambil.jarak jauh.
Lagi-lagi saya fokus saja pada peserta yg menyeramkan tadi.Dengan gelang 5 dan jaraknya 1m.Semua masuk dgn sukses.
Dalam sessi penilaian juri semua di komentari.mengapa ambil jaraknya sekian dan sebagianya, tak terkecuali si bapak yg berkumis tebal tadi.Panitia menilai, Si Bapak sebenarnya bisa ambil harak 3, 4 atau 5 M.Karena jaraknya yg dia ambil hanya pantas untuk anak-anak.
Si Bapak tadi menangis, Tentu kita semua terharu.. dan bingung, ada apa gerangan? Rupanya beliau seorang pengusaha yang baru saja bangrut tertipu...dan apa yang di kerjaan setelah dia bangrut, ia lakukan dgn sangat hati² apapun pekerjaanya, termasuk permainan gelang tadi. Ia tidak ingin terjebag dalam tipu-tipu lagi.
Ibroh dari peristiwa itu selain kita mesti teliti dan hati² dalam setiap pekerjaan, tidak boleh memandang orang dari wujud fisiknya , sebagaimana Hadits nabi Muhammad SAW yg di riwayatkan oleh Imam muslim :
" Janganlah engkau melihat seseorang itu karena fisik dan hartanya, tetapi lihatlah qolbunya (hati) dan amalnya.
Ya Allah...ampuni saya (gumamku) karena saya telah salah menilai orang dengan melihat fisiknya.Orang tersebut di kemudian hari justru menjadi teman baik saya.Allah a'lam bishowab
Cisarua, Bogor 18 Desemver 2024
Aminuddin