AURA EMAS

    AURA EMAS

    Adalah aura kemurahan hati dan perlindungan, membawa kedamaian dan kewarasan daripada kebalikannya yang mengerikan.

    Mewakili kekayaan spiritual penuh dan dalam kebanyakan tradisi dianggap membawa berkah dari para Nabi, Rasul, Dewa dan atau para manusia terdahulu yang tercerahkan.

    Aura emas adalah dari orang-orang yang terkoneksi kuat dengan alam spiritual dan dengan para guru suci yang berada dimensi yang lebih tinggi. 

    Tidak seperti hampir semua warna aura lainnya, kita tidak bisa mendapatkan aura emas secara tidak sengaja.
    Itu dihasilkan dari proses hidup yang tidak mudah dan atau melalui aktivitas spiritual yang mendalam. 

    Saat kita melakukan pekerjaan spiritual kita, mempelajari pelajaran kehidupan dan menerima instruksi karma, energi frekuensi rendah kita diubah secara alkimia menjadi energi frekuensi tinggi.

    Cahaya emas yang dihasilkan dari hati adalah emas yang kuat dan cemerlang yang sering dikaitkan dengan kekuatan malaikat atau makhluk cahaya lainnya.

    Hati tidak menghakimi bertindak sesuai dengan perubahan dan mengalir bersama alam untuk melanjutkan kehidupan.

    Cerminan dari kekayaan welas asih di dalam jiwa kita yang terpancar melalui cahaya dan pikiran untuk muncul sebagai aura emas.

    Meski orang-orang dimasa sekarang hanya memiliki energy keemasan sementara waktu namun ketika orang tsb, tumbuh, dan berubah dengan keberadaan itu sendiri, kemungkinan ia berada di satu tingkat evolusi spiritual yang lebih tinggi daripada kebanyakan. (Hardy ArtLova)
    __________

    "Energi Pendidikan yang Sia-sia"

    Betapa anak-anak bangsa, melalui elit-elitnya (utama ulama/ intelektual/ cendekiawannya dihinggapi mentalitas kesadaran takdir sosial yang buruk dengan dosa sosialnya yang bau busuk, tetapi tak masuk pada kesadaran kaum awam yang 90% lebih dari penduduk Indondesia.)

    Menunggangi anasir-anasir budaya feodal yang buruk, menikmati priviledge buruk yang menindas, "menjajah bangsa sendiri" (Bung Karno) dengan "hantu-hantu demokrasi" (Asyraf Piliang), yang 'menyebabkan energi Pendidikan menjadi sia - sia' bagi 270 juta orang Indonesia tanpa kesadaran "sosial yang melahirkan masyarakat - bangsa - negara yang berakhlak - peradaban.

    "Kesadaran kita masih tradisional yang irasional, menyalahi tujuan pendidikan nasional pada Preambul & Batang Tubuh UUD45 Asli (Prof Dr Soedijarto, pakar Pendidikan Transformatif).

    Terutama melahirkan ulama - cendekiawan 'pupuk organik/ mekanik yang tak organik' (Antonio Gramschi) yang tidak berfikir/kesadaran kritis, transformasi sosial holistik, pembebasan bangsa, berdarah-darah menegakkan kebangsaan/ nasionalisme dengan budaya nasional yang canggih/ shopisticated, kreatif, produktif, 'berkesadaran rasional dan spiritualitas kesejatian berbasis peradaban Esoteris/ Berdasar Ruh Nusantara Indonesia' dst-dst. Bangsa yang berjalan mundur (Anwari WMK), yang nyaris pecah jika tidak diantisipasi (Prof Dr Ihsanuddin Noorsyi), dengan kesadaran 'metadunia yang cenderung feodalis yang buruk' (Prof Dr Soedjatmoko) dkk. Telah lahir beribu-ribu guru besar, 'ratusan ribu doktor & master', jutaan sarjana dan 'ratusan juta pelajar & mahasiswa yang tidak berkesadaran tersebut di atas. 

    Kebanyakan para 'intelektual tukang' yang menghamba kepada politik kekuasaan minus politik kebangsaan dan politik kerakyatan, yang berkesadaran "Newtonian Cartesian dengan kacamata kuda Ilmu Murni tanpa dipraktekkan dalam pemahaman yang holistik materi ajar (Ngerti), didarah dagingkan - hati nuranikan - melalui rasa hati (Ngroso), dan dipraktek - amalkan secara holisik (Nglakoni) seperti nubuah Kihajar Dewantoro dan Ronggowarsito, yang telah ikut menginspirasi Filnlandia sebagai negara berpendidikan no.1 di dunia (seperti juga para filusuf Plato Aristoteles, Rabindranatagore, Mahatma Gandhi, juga Bunda Teresa, Bunda Santa Maria, Suster Montesori, Master Cheng Yen,  Pesantren Berkemajuannya 'Bung Tomo - Bung Soedjarmoko', Paolo Freire dkk).

    Kita mesti memperbaharui paradigma dengan 'cahaya kuantum yang tidak melukai siapapun' tapi memberi harapan bagi 275 juta lebih anak - anak bangsa Indonesia yang lugu ini.  Terbukti dengan penemuan Partikel Tuhan, Black Hole, Segitiga Bermuda, percobaan Teleportase yang cukup berhasil dll, dan sepakati oleh para fisikawan, ahli cahaya kuantum dan para saintis sedunia (Dr Kun Wardhana Abiyoto).

    riki pratama
    Riki Pratama

    Riki Pratama

    Artikel Sebelumnya

    Puadi, Bawaslu Butuh Anggota Berintegritas...

    Artikel Berikutnya

    LANSIA ANUGERAH ISTIMEWA

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Ketua DPRD DKI Jakarta Resmi Membuka Kegiatan Sosial di Apartemen Taman Rasuna
    Harmoni di Tengah Kota: Apartemen Taman Rasuna Selenggarakan Kegiatan Sosial dan Tausiah
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar

    Tags